Josip Broz Tito merupakan salah satu penguasa paling berdampak
dalam sejarah Eropa pada abad ke-20. Sebagai pemimpin Yugoslavia dari 1945 hingga 1980, ia sukses menyatukan negara yang beragam, mempertahankan stabilitas, dan menjalankan kebijakan luar negeri yang mandiri. Tito dikenal sebagai pemimpin yang karismatik, anti-fasis, dan sebagai tokoh utama dalam Gerakan Non-Blok. Artikel ini akan mengupas perjalanan hidup, kepemimpinan, dan warisan dari Josip Broz Tito.
Masa Muda dan Perjalanan Menuju Kekuasaan
Lahir dari Keluarga Sederhana
Josip Broz Tito dilahirkan pada 7 Mei 1892 di Kumrovec, Kroasia, yang pada waktu itu merupakan bagian dari Kekaisaran Austria-Hongaria. Ia berasal dari keluarga petani yang miskin dan harus bekerja sejak kecil untuk mendukung keluarganya.
Bergabung dengan Militer dan Revolusi Komunis
Selama Perang Dunia I, Tito mendaftar di militer Austria-Hongaria, tetapi kemudian tertangkap oleh Rusia. Di Rusia, ia terpengaruh oleh Revolusi Bolshevik dan mulai mempelajari paham komunisme.
Setelah kembali ke Yugoslavia, Tito menjadi anggota aktif Partai Komunis Yugoslavia (KPJ) dan perlahan-lahan naik ke posisi kepemimpinan berkat kecerdasan dan kemampuannya dalam berorganisasi.
Peran dalam Perang Dunia II
Memimpin Perlawanan terhadap Nazi
Ketika Nazi Jerman menyerang Yugoslavia pada tahun 1941, Tito memimpin Partisan Yugoslavia, kelompok gerilya yang melawan pendudukan Nazi dan fasis.
Dengan strategi militer yang cerdas, Tito dan pasukannya berhasil mengalahkan tentara Jerman dan fasis lokal tanpa mendapatkan bantuan signifikan dari Sekutu, menjadikannya pahlawan nasional.
Mendirikan Republik Federal Yugoslavia
Setelah perang berakhir, Tito menghapus sistem kerajaan dan mendirikan Republik Federal Sosialis Yugoslavia pada 1945. Ia menjadi pemimpin tertinggi negara dan mulai membangun pemerintahan sosialis yang berbeda dari Uni Soviet.
Kepemimpinan Yugoslavia
Menentang Stalin dan Kebijakan Independen
Tito terkenal karena menentang pengaruh Uni Soviet. Pada tahun 1948, ia menolak tekanan dari Josef Stalin, yang mengakibatkan perpecahan dengan Blok Timur.
Sebagai alternatif, Tito membangun sosialisme yang lebih fleksibel, di mana rakyat diberikan lebih banyak kebebasan dibandingkan dengan negara-negara komunis lainnya.
Gerakan Non-Blok dan Diplomasi Internasional
Tito juga berperan penting dalam Gerakan Non-Blok, bersama dengan para pemimpin lainnya seperti Soekarno (Indonesia), Jawaharlal Nehru (India), dan Gamal Abdel Nasser (Mesir).
Gerakan ini memungkinkan Yugoslavia untuk tetap netral di
tengah Perang Dingin, tidak berpihak pada Amerika Serikat maupun Uni Soviet, dan memperkuat hubungan dengan negara-negara berkembang.
Warisan dan Pengaruh Tito
Menyatukan Yugoslavia
Di bawah kepemimpinan Tito, Yugoslavia yang terdiri dari berbagai etnis dan agama tetap utuh. Ia menerapkan kebijakan federalisme yang memberikan hak otonomi kepada masing-masing republik.
Stabilitas dan Ekonomi yang Maju
Pada masanya, Yugoslavia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dan lebih terbuka dibandingkan negara komunis lainnya. Namun, setelah kematiannya, negara ini mulai menghadapi ketegangan etnis yang berujung pada perpecahan di tahun 1990-an.