Jenderal Abdul Haris Nasution atau lebih akrab disebut AH
Nasution merupakan salah satu figur militer paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Sebagai seorang pemimpin, ia dikenal berkat strategi perang gerilya yang berhasil diterapkan dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perannya yang signifikan dalam dunia militer membuatnya dihormati dan dikenang hingga saat ini.
Kehidupan Awal dan Karier Militer
AH Nasution lahir pada 3 Desember 1918 di Kotanopan, Sumatera Utara. Sejak usia muda, ia menunjukkan ketertarikan terhadap dunia militer dan akhirnya bergabung dengan Akademi Militer. Kariernya mulai meroket ketika ia terlibat dalam pertempuran melawan penjajah Belanda dan kemudian menjadi salah satu perancang utama strategi perang gerilya.
Dalam perang kemerdekaan, Nasution dikenal sebagai pemimpin yang cerdas dan berani. Ia diangkat menjadi Panglima Divisi Siliwangi, yang bertugas untuk mempertahankan wilayah Jawa Barat dari ancaman Belanda di Agresi Militer II.
Peran dalam Perang Gerilya
Salah satu kontribusi terpenting AH Nasution adalah penerapan strategi perang gerilya. Strategi ini menekankan serangan kecil dan cepat terhadap musuh, memanfaatkan medan yang sulit diakses, serta menerapkan taktik hit-and-run. Strategi ini terbukti sangat efektif dalam menghadapi pasukan Belanda yang lebih besar dan lebih bersenjata.
Buku yang ditulisnya, “Pokok-Pokok Gerilya,” menjadi panduan penting bagi pejuang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Konsepnya tentang perang rakyat dan pertahanan yang fleksibel membuatnya dihormati sebagai ahli strategi militer.
Upaya Penumpasan Pemberontakan
Setelah Indonesia merdeka, Nasution tetap aktif dalam militer dan memiliki peran penting dalam menumpas berbagai pemberontakan, seperti DI/TII dan PRRI/Permesta. Keahliannya dalam strategi perang mengantarkannya menjadi orang yang dipercaya untuk menjaga stabilitas keamanan negara.
Pada tahun 1958, ia diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat
(KSAD), jabatan yang semakin memperkuat pengaruhnya dalam militer. Namun, perjalanan kariernya juga mengalami tantangan, terutama saat terjadi percobaan pembunuhan terhadap dirinya dalam peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965. Meskipun ia selamat, putrinya, Ade Irma Suryani Nasution, menjadi korban dalam insiden tragis tersebut
Warisan dan Pengaruhnya
Setelah pensiun dari posisi militer, Nasution tetap aktif dalam bidang politik dan pemerintahan. Ia dikenal sebagai sosok yang tegas dan berprinsip dalam memperjuangkan kepentingan bangsa. Warisannya dalam strategi militer dan pemikirannya tentang pertahanan negara tetap menjadi rujukan bagi generasi berikutnya
AH Nasution meninggal dunia pada 6 September 2000, meninggalkan warisan sejarah yang mendalam dalam dunia militer dan perjuangan bangsa Indonesia. Namanya dikenang sebagai salah satu pahlawan nasional yang memberikan kontribusi besar bagi negara ini.
