Pesawat tempur J-5 (Shenyang J-5) merupakan salah satu jet
tempur awal yang dipakai oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAAF). Diciptakan pada zaman Perang Dingin, J-5 adalah hasil produksi lisensi dari pesawat mikoyan-Gurevich MiG-17 yang berasal dari Uni Soviet. Pesawat ini menandai awal langkah Tiongkok dalam mengembangkan kekuatan udaranya secara mandiri dan menjadi momen penting dalam sejarah penerbangan negara tersebut.
Sejarah dan Asal Usul J-5
Di awal tahun 1950-an, Tiongkok sangat tergantung pada teknologi militer dari Uni Soviet, termasuk dalam produksi pesawat tempur. Setelah menerima lisensi dan bantuan teknis dari Moskow, Tiongkok memulai pembuatan versi lokal dari MiG-17F yang kemudian dinamakan J-5.
Produksi J-5 dimulai pada tahun 1956 oleh Shenyang Aircraft Corporation, dan pesawat ini berfungsi sebagai andalan PLAAF selama lebih dari sepuluh tahun. Meskipun kemudian digantikan oleh pesawat yang lebih modern seperti J-6 (varian MiG-19 Tiongkok), J-5 tetap memiliki peran penting sebagai pesawat tempur dasar dalam pelatihan serta dalam pertahanan udara.
Peran Strategis dalam Masa Perang Dingin
Dalam konteks politik dunia pada saat itu, J-5 digunakan sebagai bagian dari sistem pertahanan udara untuk menjaga wilayah Tiongkok dari ancaman udara, terutama dari kekuatan Barat dan Taiwan. Jet ini juga dipasang secara luas untuk menjaga perbatasan udara dan digunakan dalam berbagai latihan militer.
Spesifikasi dan Teknologi Pesawat J-5
Walaupun sekarang dianggap usang, J-5 adalah pesawat tempur yang cukup tangguh pada zamannya. Ia menawarkan kecepatan tinggi serta kemampuan manuver yang baik untuk pertempuran udara dalam jarak dekat.
Desain dan Struktur
J-5 adalah pesawat dengan sayap menyapu (swept wing) yang dilengkapi satu mesin turbin. Desainnya sangat mirip dengan MiG-17, yang memiliki hidung bulat dan saluran masuk udara di bagian depan. Struktur pesawat dibuat ringan agar lebih lincah saat terbang.
Mesin dan Performa
Pesawat ini ditenagai oleh mesin turbojet WP-5 yang merupakan hasil produksi lokal berdasarkan desain mesin VK-1 dari Uni Soviet. Mesin ini membuat J-5 mampu mencapai kecepatan maksimal hingga Mach 0,93 (sekitar 1. 120 km/jam) dengan jangkauan operasional sekitar 1. 000 km.
Persenjataan
J-5 memiliki tiga meriam internal, yaitu dua meriam NR-23 kaliber 23mm dan satu meriam N-37 37mm, yang efektif untuk dogfight. Beberapa versi juga dapat membawa roket atau bom ringan untuk misi serangan darat yang terbatas.
Peran J-5 dalam Pelatihan dan Ekspor
Selain berfungsi sebagai jet tempur, J-5 juga berperan sebagai pesawat latih tempur. Banyak pilot PLAAF pertama dilatih menggunakan J-5 sebelum berpindah ke pesawat tempur generasi selanjutnya. J-5 juga diekspor ke beberapa negara sahabat Tiongkok seperti Korea Utara, Pakistan, Albania, dan beberapa negara di Afrika.
Di beberapa negara, J-5 dimodifikasi agar dapat digunakan dalam pelatihan lanjutan hingga dekade 2000-an. Ini menunjukkan daya tahan desainnya dan nilai strategisnya dalam angkatan udara yang terus berkembang.