J-20S merupakan model terbaru dari pesawat tempur siluman
generasi kelima Chengdu J-20, yang diciptakan oleh Chengdu Aerospace Corporation untuk Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAAF). Keunggulan utama dari J-20S adalah desain ruang kokpit dua kursi (tandem cockpit)—yang menjadikannya pesawat siluman dua kursi generasi kelima pertama di dunia. Inovasi ini memungkinkan pendekatan baru dalam taktik udara kekinian, termasuk pengendalian drone dan misi tempur yang beragam.
Evolusi dari J-20 ke J-20S
J-20 diperkenalkan pertama kali pada tahun 2011 dan secara resmi melayani mulai tahun 2017. Sebagai jet tempur siluman, J-20 didesain untuk bersaing dengan pesawat generasi kelima yang dimiliki oleh Amerika Serikat seperti F-22 Raptor dan F-35 Lightning II.
Peluncuran J-20S pertama kali terlihat pada September 2021 dalam bentuk prototipe yang memiliki dua kursi. Perbedaan ini langsung menarik perhatian para analis militer, karena belum ada pesawat siluman generasi kelima lain yang memiliki konfigurasi dua awak. Hal ini menunjukkan bahwa Tiongkok sedang menjalani eksperimen dengan peran tempur yang lebih kompleks yang memerlukan tambahan awak.
Mengapa Dua Kursi? Fungsi dan Keunggulannya
Dalam sejarah pesawat tempur, desain dua kursi umumnya dipakai untuk pelatihan atau peran tempur yang rumit seperti serangan darat dan peperangan elektronik. J-20S, dengan konfigurasi dua kursi, diperkirakan tidak hanya untuk tujuan pelatihan, tetapi juga untuk meningkatkan fungsi pertempuran di masa mendatang.
Kemampuan Kontrol Drone dan AI
Salah satu dugaan kuat adalah bahwa J-20S ditujukan untuk mengendalikan drone tempur loyal wingmanpesawat tanpa awak yang mendukung jet utama. Kursi kedua memungkinkan operator manusia untuk mengawasi dan mengendalikan beberapa drone secara bersamaan, menciptakan satuan udara yang sangat fleksibel dan mematikan di medan tempur modern.
Misi Elektronik dan Komando
Kursi kedua juga memberikan peluang untuk mengoperasikan sistem peperangan elektronik, misi intelijen, serta komando taktis di lapangan. Ini memberi keuntungan strategis dalam misi yang lebih kompleks, terutama bila J-20S terlibat dalam operasi jarak jauh dan situasi tempur kontemporer.
Teknologi dan Spesifikasi Utama J-20S
J-20S memiliki banyak fitur yang sama dengan versi standar J-20:
Desain Siluman
Bentuk badan dan material yang menyerap radar memungkinkan J-20S tetap tidak terdeteksi, meskipun dengan kokpit yang lebih panjang. Ini memungkinkan jet beroperasi di area berisiko tinggi tanpa mudah terlihat.
Mesin dan Kinerja
J-20S kemungkinan memakai mesin WS-10C buatan dalam negeri yang mendukung kemampuan manuver tinggi dan kecepatan jelajah supersonik (supercruise), meskipun versi mendatang diperkirakan akan menggunakan WS-15 yang lebih kuat.
Avionik dan Sensor
Radar AESA, sistem fusi sensor canggih, serta kemampuan komunikasi yang terenkripsi menjadikan J-20S sangat efektif dalam peperangan berbasis jaringan (network-centric warfare), terutama jika dipadukan dengan peran pengendalian drone.
Dampak Strategis dan Global
Dengan hadirnya J-20S, Tiongkok mengirimkan sinyal kuat bahwa mereka siap menjadi pemimpin dalam inovasi militer di era baru. Pesawat ini meningkatkan kemampuan PLAAF dalam berbagai skenario pertempuran yang rumit dan memberikan keunggulan taktis dalam integrasi antara manusia dan mesin.
Sementara itu, Amerika Serikat dan negara-negara Barat tetap mengandalkan jet satu kursi dalam pengembangan pesawat generasi kelima mereka, J-20S dapat menutupi kebutuhan dalam misi yang memerlukan kecerdasan dan fleksibilitas tinggi. Ini merupakan langkah besar bagi kekuatan udara Tiongkok.