Abdul Latif Rashid adalah Presiden Irak sejak Oktober 2022 dan
merupakan salah satu tokoh politik yang dihormati karena kontribusinya yang aktif dalam proses pemulihan Irak pasca konflik. Dengan latar belakang teknik dan pengalaman yang panjang dalam pemerintahan serta hubungan internasional, Rashid dikenal sebagai pemimpin yang tenang, rasional, serta berkomitmen untuk menciptakan stabilitas dan kemajuan bagi bangsanya. Artikel ini akan mengulas perjalanan hidup dan kepemimpinan yang menjadikannya figur hebat.
Latar Belakang dan Pendidikan Abdul Latif Rashid
Abdul Latif Rashid lahir pada 10 Agustus 1944 di Kota Sulaymaniyah, wilayah Kurdistan Irak. Ia berasal dari keluarga Kurdi dan telah menunjukkan minat dalam ilmu dan masyarakat sejak usia muda. Rashid menyelesaikan pendidikan teknik di Universitas Liverpool di Inggris dan memperoleh gelar doktor di bidang teknik hidrolik dari University of Manchester.
Latar belakang teknik yang dimilikinya memberikan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan pembangunan infrastruktur dan pengelolaan sumber daya alam di Irak, khususnya dalam sektor air dan irigasi—dua bidang yang sangat penting bagi negara tersebut.
Perjalanan Politik dan Kepemimpinan
Sebelum menjadi presiden, Abdul Latif Rashid telah lama terlibat dalam dunia politik, terutama dalam memperjuangkan hak-hak etnis Kurdi dan berpartisipasi dalam berbagai forum internasional. Ia juga menjabat sebagai Menteri Sumber Daya Air Irak dari 2003 hingga 2010, di mana ia memainkan peran utama dalam rehabilitasi infrastruktur yang rusak akibat perang dan sanksi.
Reformasi Infrastruktur dan Sumber Daya Air
Sebagai Menteri Sumber Daya Air, Rashid memimpin berbagai proyek penting dalam perbaikan sistem irigasi, pembangunan bendungan, dan pengelolaan sungai Tigris serta Eufrat. Ia diakui karena pendekatannya yang berbasis sains dan kerja sama internasional dalam mengatasi krisis air yang berkepanjangan di Irak.
Keberhasilannya dalam posisi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah di masa transisi yang sulit setelah jatuhnya rezim Saddam Hussein.
Presiden yang Menyatukan
Ketika Abdul Latif Rashid terpilih sebagai Presiden Irak pada tahun 2022, negara tersebut sedang menghadapi ketegangan politik, ekonomi, dan sosial yang tinggi. Ia muncul dengan reputasi sebagai pemimpin yang netral dan berpikiran terbuka, tidak hanya mewakili kelompok Kurdi, tetapi juga memiliki pandangan inklusif terhadap seluruh rakyat Irak.
Sebagai presiden, Rashid menekankan pentingnya dialog antar kelompok etnis dan sektarian, serta mendukung pembentukan pemerintahan yang kuat dan representatif. Ia juga aktif mendorong kerja sama antara pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah Kurdistan untuk menyelesaikan sengketa lama terkait pendapatan minyak, keamanan, dan otonomi wilayah.
Visi dan Harapan untuk Masa Depan Irak
Abdul Latif Rashid membawa visi untuk Irak yang stabil, bersatu, dan sejahtera. Ia meyakini bahwa rekonsiliasi nasional dan pembangunan ekonomi adalah kunci untuk masa depan negara yang lebih baik. Dalam berbagai pidatonya, ia selalu menekankan pentingnya supremasi hukum, pemberantasan korupsi, serta penguatan lembaga negara.
Pemimpin Bijak di Tengah Ketidakpastian
Di tengah ketegangan regional dan gejolak internal, Rashid berperan sebagai sosok moderat yang dapat menjaga keseimbangan antara berbagai kekuatan politik. Ia menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak selalu harus tampil mencolok, tetapi bisa juga hadir dalam bentuk ketenangan, ketegasan, dan komitmen yang konsisten terhadap kepentingan publik.
