Michel Aoun merupakan salah satu figur penting dalam sejarah
politik Lebanon. Selama lebih dari lima puluh tahun, Aoun telah berperan penting dalam mengarahkan pemerintahan dan dinamika politik Lebanon. Dengan latar belakang militer yang kokoh, Aoun berhasil membawa negara ini melewati banyak krisis dan tantangan besar. Sebagai Presiden Lebanon dari 2016 hingga 2022, Aoun meninggalkan pengaruh yang mendalam dalam kehidupan politik Lebanon.
Latar Belakang dan Karier Awal Michel Aoun
Kehidupan Awal dan Latar Belakang Militer
Michel Aoun lahir pada 18 Februari 1935, di kawasan Beirut, Lebanon. Ia berasal dari keluarga Maronit yang religius dan memiliki latar belakang militer. Aoun masuk Akademi Militer Lebanon dan memulai kariernya di angkatan bersenjata Lebanon pada usia muda. Dengan talentanya yang luar biasa dalam taktik militer dan kepemimpinan, Aoun cepat meraih kenaikan pangkat.
Pada awal 1980-an, Lebanon dalam keadaan kacau akibat perang saudara yang berkepanjangan, dan Aoun menjadi salah satu pemimpin militer yang diandalkan. Pada tahun 1984, ia diangkat sebagai Komandan Angkatan Bersenjata Lebanon, dan setahun setelahnya, ia memproklamirkan diri sebagai Pemimpin Pemerintahan Militer Sementara. Posisi ini memberinya pengaruh besar dalam memimpin pasukan dan memperjuangkan kedaulatan Lebanon di tengah kerusuhan perang.
Kepemimpinan Selama Perang Saudara dan Perjuangan Melawan Dominasi Asing
Selama perang saudara Lebanon, Aoun dikenal sebagai pimpinan yang menentang pengaruh negara-negara asing, khususnya Syria. Ia memimpin pasukan Lebanon dalam upaya melawan intervensi militer dari negara-negara tetangga, dan sikapnya yang tegas terhadap kekuatan asing menjadikannya tokoh yang sangat dihormati oleh banyak kalangan masyarakat Lebanon.
Namun, dalam perjalanan tersebut, Aoun juga menghadapi tantangan politik dan militer. Ketegangan dengan pasukan Syria yang menduduki Lebanon menjadi salah satu momen penting dalam kariernya, hingga akhirnya ia terpaksa mengungsi ke Perancis setelah jatuhnya pemerintahannya pada tahun 1990 akibat serangan pasukan Syria.
Kepemimpinan Sebagai Presiden Lebanon: Meneruskan Perjuangan
Pulang ke Lebanon dan Menjadi Presiden
Setelah menghabiskan 15 tahun dalam pengasingan, Michel Aoun kembali ke Lebanon pada tahun 2005, setelah pasukan Syria menarik diri dari Lebanon karena tekanan internasional dan protes besar-besaran yang dikenal dengan “Revolusi Cedar”. Kepulangannya menandai awal dari sebuah babak baru dalam politik Lebanon. Aoun segera membangun kekuatan politiknya sendiri dengan menjalin aliansi dengan partai-partai besar di Lebanon, termasuk partai Hezbollah yang kuat.
Pada tahun 2016, setelah lebih dari dua tahun kekosongan kursi presiden akibat perpecahan politik yang mendalam, Aoun terpilih sebagai Presiden Lebanon. Pemilihannya dianggap sebagai hasil dari kesepakatan politik yang kompleks antara berbagai faksi politik di Lebanon, tetapi juga menandai kembalinya Aoun ke puncak kekuasaan di negara ini.
Pemerintahan dan Kebijakan Presiden Aoun
Sebagai Presiden, Aoun berfokus pada penguatan kedaulatan Lebanon dan menciptakan stabilitas dalam negeri. Ia mendorong reformasi ekonomi dan berusaha untuk mengurangi ketergantungan Lebanon pada bantuan luar negeri. Aoun juga berdedikasi untuk memperbaiki hubungan antar kelompok sektarian di Lebanon yang sangat heterogen, termasuk Muslim Sunni, Shia, dan Kristen Maronit.
Walaupun pemerintahannya diwarnai dengan beberapa tantangan besar, termasuk protes besar-besaran pada 2019 yang dipicu oleh ketidakpuasan terhadap korupsi dan ketidakadilan ekonomi, Aoun berupaya untuk merespons dengan langkah-langkah reformasi. Namun, krisis ekonomi yang semakin parah dan ledakan besar di pelabuhan Beirut pada Agustus 2020 menyebabkan ketegangan sosial dan politik yang semakin meningkat.
Tantangan dan Warisan Politik Michel Aoun
Tantangan Politik dan Ekonomi yang Menghadang
Selama Aoun berusaha keras untuk mengeluarkan Lebanon dari krisis, pemerintahannya tidak terlepas dari tantangan yang berat. Krisis ekonomi yang melanda Lebanon selama masa pemerintahannya sangat memengaruhi kehidupan masyarakat, dengan inflasi yang tinggi, nilai tukar mata uang yang merosot, dan tingginya angka pengangguran. Demonstrasi besar yang terjadi pada 2019, yang dikenal dengan “Revolusi Oktober,” mencerminkan ketidakpuasan rakyat terhadap keadaan negara dan elit politik yang berkuasa.
Selain itu, ledakan besar di pelabuhan Beirut pada Agustus 2020 menjadi salah satu tragedi terbesar dalam sejarah modern Lebanon. Bencana ini menambah beban politik Aoun dan memicu banyak kritik terhadap respons pemerintah yang dinilai lambat dan tidak memadai.
Warisan Politik Aoun
Meski menghadapi beragam kesulitan, Michel Aoun tetap dihormati sebagai pemimpin yang gigih dalam mempertahankan kedaulatan Lebanon dalam menghadapi tekanan eksternal dan ketegangan internal. Kepemimpinan Aoun juga dikenal karena usahanya untuk menjaga keseimbangan politik antara berbagai kelompok sektarian di Lebanon.
Sebagai Presiden yang telah menjabat selama enam tahun, Aoun meninggalkan warisan yang rumit. Di satu sisi, ia berhasil menghadirkan stabilitas politik di tengah konflik internal, sementara di sisi lain, krisis ekonomi dan ketidakpuasan sosial yang meningkat memberikan tantangan besar bagi pemerintahannya.
