Tutankhamen, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tut,
merupakan salah satu nama yang paling terkenal dalam sejarah Mesir Kuno. Meskipun masa pemerintahannya terbilang singkat dan ia masih sangat muda saat berkuasa, Tutankhamen meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah, terutama setelah penemuan makamnya pada tahun 1922 oleh arkeolog Howard Carter. Artikel ini akan membahas tentang sosok Tutankhamen, cara ia memimpin Mesir, dan warisannya yang masih dikenang hingga kini.
Kehidupan Awal dan Naik Tahta
Lahir dalam Keluarga Kerajaan
Tutankhamen lahir sekitar tahun 1341 SM, kemungkinan sebagai putra dari Firaun Akhenaten dan istrinya yang terkenal sebagai Nefertiti. Akhenaten dikenal karena reformasi agamanya yang kontroversial, yang mengubah kepercayaan Mesir ke pemujaan terhadap Tuhan Matahari Aten, menggantikan dewa-dewa tradisional Mesir. Namun, setelah meninggalnya Akhenaten, kerajaan Mesir mengalami ketegangan dan krisis sosial.
Pada usia sekitar 9 tahun, Tutankhamen dipilih untuk menjadi Firaun, menggantikan Ayah angkatnya, Akhenaten, yang meninggal dalam keadaan kontroversial. Ia kemungkinan diangkat sebagai firaun karena ketidakstabilan yang terjadi di kerajaan, dan karena usianya yang muda, ia lebih rentan terhadap pengaruh penasihat-penasihat kerajaan. Pemilihan Tut untuk menggantikan Akhenaten juga bisa terjadi karena ketidakpastian mengenai siapa yang seharusnya naik tahta pada masa itu.
Pemerintahan yang Singkat namun Signifikan
Tutankhamen mulai memimpin Mesir pada usia 9 tahun, dan pemerintahannya berlangsung selama kurang lebih 10 tahun. Meskipun usianya yang muda membatasi kemampuan untuk mengontrol negara secara menyeluruh, pemerintahannya terjadi di tengah perubahan besar dalam politik dan agama. Salah satu langkah awal yang diambilnya adalah mengembalikan agama Mesir kepada pemujaan dewa-dewa tradisional setelah sebelumnya ayahnya, Akhenaten, menggantikan dewa-dewa tersebut dengan Aten.
Pemulihan agama tradisional ini dilaksanakan melalui
serangkaian tindakan administratif dan kebijakan yang mencabut reformasi-reformasi religius yang diterapkan oleh Akhenaten. Ia memindahkan ibu kota kembali ke Thebes, serta membangun kembali kuil-kuil yang sebelumnya dihancurkan oleh Akhenaten.
Pencapaian dan Warisan
Pemulihan Agama dan Budaya
Selama masa pemerintahannya, Tutankhamen berusaha mengembalikan stabilitas yang hilang selama pemerintahan ayahnya, Akhenaten. Salah satu pencapaian utamanya adalah mengembalikan ajaran agama tradisional Mesir yang telah terpinggirkan akibat reformasi-reformasi religius yang diterapkan oleh Akhenaten. Ini termasuk pemulihan kebudayaan Mesir yang sebelumnya dilupakan dan perbaikan hubungan dengan para pendeta yang sebelumnya terpinggirkan.
Pemulihan agama ini menjadi salah satu warisan penting dari Tutankhamen. Meskipun ia tidak dapat membawa inovasi besar dalam hal administrasi atau peperangan, pemulihan keyakinan rakyat terhadap dewa-dewa tradisional dan budaya Mesir kuno memberinya tempat yang signifikan dalam sejarah Mesir.
Penemuan Makamnya yang Legendaris
Meskipun pemerintahan Tutankhamen tidak meninggalkan banyak catatan sejarah, ia menjadi sangat terkenal berkat penemuan makamnya oleh arkeolog Inggris, Howard Carter, pada tahun 1922. Makam Tutankhamen ditemukan dalam kondisi yang sangat utuh, dengan banyak artefak dan harta karun yang terjaga dengan baik, termasuk topeng emas terkenal yang sekarang menjadi simbol kekayaan dan kemegahan Mesir Kuno. Penemuan ini memberikan wawasan besar tentang kehidupan dan kebudayaan Mesir pada masa itu, serta menunjukkan betapa berharganya harta kerajaan.
Misteri Kematian yang Meninggalkan Tanda Tanya
Tutankhamen wafat dalam usia yang sangat muda, sekitar 18 atau 19 tahun, dan penyebab kematiannya masih menjadi teka-teki hingga saat ini. Beberapa teori menyatakan bahwa ia mungkin meninggal akibat penyakit, cedera, atau bahkan pembunuhan. Namun, hasil autopsi dan pemindaian CT scan modern menunjukkan kemungkinan bahwa ia menderita cedera yang cukup parah pada kaki dan pinggulnya, yang mungkin telah menyebabkan infeksi yang mematikan.
Namun, meskipun kematiannya yang penuh teka-teki, Tutankhamen tetap menjadi simbol dari Mesir Kuno, dan banyak orang percaya bahwa kematiannya yang dini menambah daya pikat terhadap kisah hidupnya.
