Millard Fillmore adalah presiden ke-13 Amerika Serikat yang
menjabat antara tahun 1850 hingga 1853. Ia mengambil posisi presiden setelah kematian mendadak Zachary Taylor. Fillmore dikenal karena dukungannya terhadap Kompromi 1850, sebuah paket undang-undang yang bertujuan meredakan ketegangan antara negara bagian pendukung dan penentang perbudakan. Meskipun usahanya dimaksudkan untuk mempertahankan persatuan, kebijakannya tetap menjadi kontroversial dan menerima banyak kritik.
Kehidupan Awal dan Karier Politik
Masa Kecil dan Pendidikan
Millard Fillmore lahir pada 7 Januari 1800 di daerah yang saat ini dikenal sebagai Moravia, New York. Ia berasal dari latar belakang keluarga miskin dan tidak memiliki akses mudah ke pendidikan formal. Namun, ia berupaya mendidik dirinya sendiri dan akhirnya mempelajari hukum, lantas menjadi pengacara pada tahun 1823.
Memulai Karier Politik
Fillmore memasuki arena politik sebagai anggota Partai Anti-Masonik sebelum bergabung dengan Partai Whig. Karier politiknya mencakup berbagai posisi penting:
Anggota Dewan Perwakilan AS (1833-1835, 1837-1843)
Ketua Komite Cara dan Sarana di Kongres
Wakil Presiden AS (1849-1850)
Setelah Presiden Zachary Taylor meninggal pada 9 Juli 1850, Fillmore menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.
Kepresidenan Millard Fillmore
Mendukung Kompromi 1850
Salah satu tindakan paling penting Fillmore sebagai presiden adalah dukungannya dan penandatanganan Kompromi 1850, yang terdiri dari lima undang-undang utama:
California menjadi negara bagian bebas (tanpa perbudakan).
Perbatasan Texas-Nuevo Mexico ditetapkan.
Wilayah Utah dan New Mexico diizinkan untuk menentukan status perbudakan mereka sendiri.
Perdagangan budak dilarang di Washington, D. C. , tetapi perbudakan tetap legal.
Undang-Undang Buronan Budak Diperketat, yang mengharuskan pengembalian budak yang melarikan diri kepada pemiliknya.
Meskipun kompromi ini efektif menunda Perang Saudara, banyak pihak yang marah dengan Undang-Undang Buronan Budak karena mewajibkan warga Utara untuk membantu menangkap budak yang melarikan diri.
Kebijakan Luar Negeri
Dalam hal kebijakan luar negeri, Fillmore berusaha memperluas hubungan perdagangan AS. Salah satu pencapaiannya adalah pengiriman Komodor Matthew Perry ke Jepang pada tahun 1852 untuk membuka perdagangan antara kedua negara, yang akhirnya berhasil setelah Fillmore meninggalkan jabatannya.
Akhir Jabatan dan Warisan
Tidak Terpilih Kembali
Pada pemilihan umum tahun 1852, Partai Whig tidak mencalonkan Fillmore sebagai kandidat mereka. Sebaliknya, partai tersebut mendukung Winfield Scott, yang akhirnya kalah dari Franklin Pierce dari Partai Demokrat.
Keterlibatan dalam Politik Setelah Kepresidenan
Setelah meninggalkan Gedung Putih, Fillmore tetap aktif dalam politik. Pada tahun 1856, ia mencalonkan diri kembali sebagai presiden melalui Partai Know-Nothing, sebuah partai yang menentang imigrasi. Namun, ia kalah secara telak dalam pemilihan.
Kematian dan Warisan
Millard Fillmore meninggal dunia pada 8 Maret 1874. Ia dikenang sebagai presiden yang berusaha mempertahankan persatuan tetapi gagal menghadapi meningkatnya ketegangan terkait perbudakan. Kompromi 1850 yang ia dukung hanya menjadi solusi sementara sebelum terjadinya Perang Saudara Amerika satu dekade kemudian.
