Abdul Fattah as-Sisi, Presiden Mesir sejak 2014, dikenal sebagai
sosok pemimpin kuat yang memainkan peran sentral dalam membentuk kembali wajah politik dan ekonomi negaranya pascarevolusi Arab Spring. Dengan pendekatan tegas terhadap stabilitas, pembangunan nasional, dan reformasi ekonomi, as-Sisi dianggap sebagai figur yang membawa Mesir keluar dari kekacauan menuju arah yang lebih stabil dan modern.
Abdul Fattah as-Sisi, yang telah menjabat sebagai Presiden Mesir
sejak tahun 2014, diakui sebagai seorang pemimpin yang berpengaruh dan memiliki peran kunci dalam merubah kondisi politik serta ekonomi negara tersebut setelah terjadinya revolusi Arab Spring. Dengan pendekatan yang tegas dalam upaya mencapai stabilitas, pembangunan nasional, dan reformasi ekonomi, as-Sisi dipandang sebagai sosok yang telah mengarahkan Mesir dari kekacauan menuju keadaan yang lebih teratur dan modern.
Latar Belakang dan Perjalanan Karier Militer
Abdul Fattah as-Sisi lahir pada 19 November 1954 di Kairo, Mesir. Ia menempuh pendidikan militer di Mesir Military Academy, dan melanjutkan pelatihan militernya di Inggris serta Amerika Serikat. Karier militernya berkembang pesat hingga ia menjabat sebagai Kepala Dinas Intelijen Militer.
Pada tahun 2012, Presiden saat itu, Mohamed Morsi, menunjuk as-Sisi sebagai Menteri Pertahanan. Namun, popularitasnya mulai meningkat ketika ia memihak rakyat dalam konflik antara pemerintahan Morsi dan gerakan pro-demokrasi. Akhirnya, pada Juli 2013, setelah aksi protes besar-besaran, as-Sisi memimpin penggulingan Morsi—tindakan yang disambut sebagian besar rakyat Mesir sebagai langkah penyelamatan negara dari kekacauan politik.
Abdul Fattah as-Sisi lahir di Kairo pada 19 November 1954. Ia mengikuti pendidikan militer di Akademi Militer Mesir dan melanjutkan pelatihan di Inggris serta Amerika. Karier militernya meloncat pesat hingga ia berhasil menduduki posisi sebagai Kepala Dinas Intelijen Militer. Pada tahun 2012, ia diangkat oleh Presiden yang saat itu menjabat, Mohamed Morsi, sebagai Menteri Pertahanan. Popularitasnya terus meroket ketika ia berpihak pada rakyat dalam ketegangan antara pemerintahan Morsi dan gerakan yang mendukung demokrasi. Pada Juli 2013, setelah gelombang protes yang besar, ia memainkan peran kunci dalam penggulingan Morsi—tindakan yang oleh banyak warga Mesir dianggap sebagai penyelamat dari keadaan politik yang tidak stabil.
Kepemimpinan dan Transformasi Nasional
Stabilitas Politik dan Keamanan
Sejak menjabat sebagai presiden pada 2014, Abdul Fattah as-Sisi memprioritaskan stabilitas politik dan keamanan nasional. Ia mengambil kebijakan keras terhadap kelompok ekstremis dan organisasi yang dianggap mengancam keamanan negara, termasuk Ikhwanul Muslimin.
Meski mendapat kritik dari organisasi HAM karena pendekatannya yang otoriter, banyak warga Mesir mendukung langkah-langkahnya karena berhasil menekan konflik sektarian dan ancaman terorisme, terutama di wilayah Semenanjung Sinai.
Sejak ia mulai menjabat sebagai presiden pada tahun 2014, as-Sisi telah mengutamakan keamanan nasional dan stabilitas politik. Dia mengambil langkah-langkah keras terhadap kelompok-kelompok ekstremis dan organisasi yang dianggap mengancam ketentraman negara, termasuk Ikhwanul Muslimin. Meskipun ia mendapatkan kritik dari lembaga hak asasi manusia karena pendekatan yang otoriter, banyak penduduk Mesir yang mendukung kebijakannya karena berhasil mengatasi konflik sektarian dan ancaman terorisme, terutama di Semenanjung Sinai.
Reformasi Ekonomi dan Pembangunan Infrastruktur
Salah satu pencapaian besar dari as-Sisi adalah reformasi ekonomi berskala besar. Di bawah kepemimpinannya, Mesir meluncurkan program reformasi ekonomi bekerja sama dengan IMF, termasuk pengurangan subsidi energi dan liberalisasi nilai tukar mata uang. Meski awalnya menimbulkan inflasi dan beban ekonomi bagi rakyat, langkah ini dianggap perlu untuk memperbaiki struktur ekonomi negara.
As-Sisi juga dikenal lewat proyek-proyek infrastrukturnya yang ambisius, seperti:
Perluasan Terusan Suez untuk meningkatkan arus perdagangan internasional.
Pembangunan ibu kota administratif baru sebagai simbol modernisasi negara.
Pembangunan jalan raya, jembatan, dan kota-kota baru untuk memperluas kawasan pemukiman dan ekonomi.
Salah satu pencapaian signifikan as-Sisi meliputi reformasi ekonomi besar-besaran. Selama masa kepemimpinannya, Mesir melaksanakan program reformasi ekonomi bekerja sama dengan IMF, yang mencakup pengurangan subsidi energi dan liberalisasi nilai tukar. Meskipun langkah ini menyebabkan inflasi dan meningkatkan beban ekonomi bagi rakyat pada awalnya, banyak yang percaya bahwa hal ini diperlukan untuk memperbaiki fondasi ekonomi negara. As-Sisi juga dikenal untuk proyek infrastruktur ambisius seperti:
Perluasan Terusan Suez guna memperlancar perdagangan internasional.
Pembangunan ibu kota administratif yang baru sebagai tanda modernisasi bangsa.
Pembangunan jalan, jembatan, dan kota-kota baru untuk memperluas area pemukiman dan perekonomian.
Diplomasi dan Posisi Internasional
Dalam diplomasi, Abdul Fattah as-Sisi berhasil mengembalikan posisi Mesir sebagai pemain penting di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Ia menjaga hubungan baik dengan negara-negara Teluk, Amerika Serikat, Rusia, serta aktif dalam organisasi seperti Uni Afrika.
As-Sisi juga mengambil peran penting dalam isu-isu regional seperti konflik Libya, perang terhadap terorisme, serta krisis air akibat pembangunan bendungan oleh Ethiopia di Sungai Nil. Ia menekankan pentingnya diplomasi dan pertahanan dalam menjaga kepentingan nasional Mesir.
Dalam hal diplomasi, as-Sisi telah berhasil memulihkan posisi Mesir sebagai salah satu aktor utama di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Ia menjalin hubungan yang baik dengan negara-negara di Teluk, Amerika Serikat, dan Rusia, serta berperan aktif dalam organisasi seperti Uni Afrika. As-Sisi juga terlibat dalam berbagai isu regional termasuk konflik di Libya, perang melawan terorisme, dan masalah krisis air akibat proyek bendungan yang dilakukan Ethiopia di Sungai Nil. Ia menekankan vitalnya peran diplomasi serta pertahanan untuk menjaga kepentingan nasional Mesir.