Abdelmadjid Tebboune adalah salah satu figur signifikan dalam
politik Aljazair yang terkenal karena visi reformis dan pendekatannya terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan. Sejak dilantik sebagai Presiden Republik Demokratik Rakyat Aljazair pada bulan Desember 2019, Tebboune menghadapi berbagai tantangan, mulai dari tuntutan reformasi politik, krisis ekonomi, hingga gelombang protes sosial. Namun, dengan tekad yang kuat dan kepemimpinan yang tegas, ia berupaya membawa Aljazair menuju arah yang lebih stabil dan demokratis.
Latar Belakang dan Karier Politik
Awal Karier dan Pengalaman Pemerintahan
Abdelmadjid Tebboune lahir pada 17 November 1945 di Mécheria, Provinsi Naâma, Aljazair. Ia memulai kariernya dalam administrasi publik dan memiliki latar belakang pendidikan di bidang ekonomi dan keuangan. Sejak muda, Tebboune aktif dalam pemerintahan dan dipercaya menjabat berbagai posisi strategis, termasuk sebagai wali kota, gubernur, hingga menjadi Menteri Perumahan dan Urbanisme.
Kariernya mulai bersinar saat menjabat sebagai Menteri Perumahan pada awal 2000-an. Ia dikenal karena proyek-proyek pembangunan perumahan rakyat yang ambisius dan berhasil menyediakan ribuan unit rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Capaian ini memperkuat reputasinya sebagai pemimpin yang pro-rakyat.
Menjadi Perdana Menteri dan Presiden
Pada Mei 2017, Tebboune diangkat menjadi Perdana Menteri Aljazair, meskipun masa jabatannya singkat. Namun, posisinya sebagai presiden dimulai setelah ia memenangkan pemilu pada Desember 2019, menggantikan Abdelaziz Bouteflika yang mundur setelah gelombang protes Hirak. Kemenangan ini menandai fase baru dalam sejarah politik Aljazair, dengan harapan akan terjadinya reformasi mendalam.
Visi Kepemimpinan dan Reformasi Politik
Komitmen terhadap Perubahan
Sebagai presiden, Tebboune mengusung visi besar untuk membangun negara yang lebih transparan, adil, dan demokratis. Salah satu langkah awalnya adalah menjanjikan reformasi konstitusi yang bertujuan memperkuat lembaga negara, memperluas hak-hak sipil, serta membatasi masa jabatan presiden untuk mencegah kekuasaan absolut.
Ia juga membuka jalur dialog dengan gerakan masyarakat sipil dan para aktivis Hirak. Meskipun tidak semua tuntutan dipenuhi, langkah ini menunjukkan keterbukaan pemerintah terhadap kritik dan aspirasi rakyat, sesuatu yang jarang terlihat dalam kepemimpinan sebelumnya.
Penanggulangan Krisis Ekonomi
Tebboune juga dihadapkan pada tantangan besar dalam bidang ekonomi, terutama akibat ketergantungan Aljazair pada minyak dan gas alam. Fluktuasi harga minyak menyebabkan defisit anggaran dan menekan daya beli masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, ia mendorong diversifikasi ekonomi, mempromosikan investasi dalam sektor non-migas seperti pertanian, industri ringan, dan teknologi digital.
Selain itu, ia memerangi korupsi yang merajalela di masa pemerintahan sebelumnya. Beberapa tokoh politik dan pengusaha besar telah ditangkap dalam upaya membersihkan sistem dan memulihkan kepercayaan publik terhadap institusi negara.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Membangun Kepercayaan Publik
Salah satu tantangan terbesar bagi Tebboune adalah membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Meskipun ia telah melakukan langkah penting, masih banyak warga yang skeptis dan menuntut perubahan nyata, terutama di bidang kebebasan pers, pemilu yang jujur, dan penegakan hukum yang adil.
Untuk itu, langkah-langkah lanjutan seperti revisi undang-undang pemilu, penguatan peran parlemen, serta kebebasan media sangat krusial untuk menciptakan iklim demokrasi yang sehat.
Peran Aljazair di Kancah Internasional
Tebboune juga berupaya memperkuat posisi Aljazair di panggung internasional, terutama dalam hal diplomasi Afrika dan dunia Arab. Ia mendorong hubungan baik dengan negara-negara tetangga, berperan aktif dalam penyelesaian konflik regional, dan meningkatkan kerja sama ekonomi internasional.