Franklin D. Roosevelt (FDR) adalah Presiden Amerika Serikat yang
berkuasa dari 1933 hingga 1945, menjadikannya presiden satu-satunya yang terpilih empat kali. Masa jabatannya menandai periode signifikan dalam sejarah Amerika, dimulai dengan respons terhadap Krisis Ekonomi Besar (Great Depression) dan diakhiri dengan kepemimpinan selama Perang Dunia II. Kepemimpinan Roosevelt tidak hanya mengubah wajah pemerintahan Amerika tetapi juga memperkenalkan kebijakan-kebijakan berpengaruh yang masih terasa hingga hari ini.
Kebijakan New Deal dan Penanganan Krisis Ekonomi
Mengatasi Dampak Great Depression
Ketika Franklin D. Roosevelt terpilih pada tahun 1932, Amerika Serikat sedang mengalami krisis ekonomi terburuk dalam sejarah modern, yang dikenal sebagai Great Depression. Lembaga-lembaga keuangan hancur, angka pengangguran melonjak, dan jutaan orang hidup dalam kemiskinan. Salah satu janji utama Roosevelt adalah untuk “membuat Amerika kembali bekerja” melalui berbagai kebijakan yang dikenal dengan nama New Deal.
Pengenalan Program New Deal
New Deal merupakan serangkaian kebijakan sosial dan ekonomi yang bertujuan untuk memulihkan ekonomi Amerika, memberikan bantuan kepada rakyat yang paling membutuhkan, serta memperkenalkan reformasi untuk mencegah terulangnya bencana ekonomi serupa di masa mendatang. Beberapa kebijakan penting dalam New Deal meliputi program bantuan sosial, reformasi sistem perbankan, pengaturan pasar tenaga kerja, serta pembangunan proyek infrastruktur skala besar.
Roosevelt mendirikan beberapa lembaga pemerintah seperti Social Security Administration dan Works Progress Administration (WPA) untuk menyediakan lapangan kerja bagi jutaan orang yang menganggur. New Deal juga mencakup pengawasan yang lebih ketat terhadap pasar saham dan perbankan dengan dibentuknya Securities and Exchange Commission (SEC) dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) untuk melindungi tabungan masyarakat.
Perang Dunia II: Kepemimpinan Global dan Perubahan Besar
Kepemimpinan Amerika Selama Perang Dunia II
Saat Perang Dunia II pecah pada tahun 1939, Roosevelt memainkan peran krusial dalam mengubah posisi Amerika dari negara yang relatif terisolasi menjadi kekuatan global yang signifikan. Walaupun Amerika awalnya berusaha untuk tetap netral, Roosevelt menyadari pentingnya peran negara tersebut dalam mempertahankan perdamaian global.
Pada tahun 1941, setelah serangan mendalam oleh Jepang ke Pearl Harbor, Roosevelt memimpin negara ini untuk memasuki perang dan bergabung dengan Sekutu melawan Poros Jerman, Italia, dan Jepang. Roosevelt juga menjadi arsitek utama dari kebijakan Lend-Lease Act, yang memungkinkan Amerika untuk memberi dukungan material dan militer kepada negara-negara Sekutu, sebelum keterlibatan langsung Amerika dalam konflik.
Aliansi Global dan Konferensi Besar
Roosevelt memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk aliansi antara Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet guna melawan kekuatan Poros. Ia juga ikut serta dalam beberapa konferensi besar bersama pemimpin dunia lainnya, seperti Konferensi Teheran, Yalta, dan Potsdam, yang membahas strategi militer dan pembagian wilayah pasca-perang. Kepemimpinan Roosevelt dalam konteks global meletakkan fondasi bagi pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan struktur dunia pasca-perang yang lebih multilateral.
Warisan dan Dampak Jangka Panjang
Program Sosial dan Kesejahteraan
Franklin D. Roosevelt meninggalkan warisan besar dalam hal kebijakan sosial dan kesejahteraan. New Deal yang ia kenalkan mengubah cara pemerintah Amerika Serikat berinteraksi dengan warganya, menjadikan negara lebih terlibat dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Program Social Security yang dimulai pada masa Roosevelt tetap menjadi pilar penting dalam sistem kesejahteraan Amerika hingga sekarang.
Dampak Perang Dunia II dan Pembentukan Dunia Baru
Di tingkat internasional, Roosevelt berkontribusi signifikan dalam membangun tatanan dunia setelah perang. Keberhasilannya dalam merancang PBB dan memperbesar peran Amerika dalam arena politik global memiliki dampak jangka panjang terhadap stabilitas internasional dan memperkokoh posisi Amerika sebagai kekuatan utama di dunia.